Rabu, 17 Februari 2010

obesitas pada anak

Latar Belakang
Blog ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kuliah psikologi anak khusus.

Data
Berdasarkan laporan dari U.S. Surgeon General, satu diantara sepuluh anak menderita gangguan mental yang cukup parah, hal ini menyebabkan terganggunya perkembangan anak (“A Children’s Mental Illness Crisiss,” dalam Nevid, 2002). Anak-anak Amerka banyak yang mengalami gangguan mental daripada gabungan penderita diabetes, AIDS, dan leukemia (Chamberlin dalam Nevid, 2002). Sekitar 60-80% dari anak-anak yang memiliki gangguan kesehatan mental tidak memperoleh penanganan yang dibutuhkan (Goldberg dalam Nevid dkk., 2002)

Pengertian
Obesitas adalah gangguan dimana individu mengalami kelebihan berat badan yang melebihi standar indeks massa tubuh.

Faktor penyebab (Nevid dkk., 2002) :
a. Faktor genetik
Obesitas jelas menurun dalam keluarga (Bouchard dalam Nevid dkk., 2002). Nevid dkk. (2002) berkata, dahulu, pernah diasumsikan bahwa orang tua yang oebsitas akan mendorong anak-anaknya untuk menjadi gemuk dengan memberikan contoh yang buruk. Peran genetic mungkin berasal dari studi kembar identik yang menunjukkan bahwa tanpa memandang apakah anak kembar akan setara ketika mereka menjadi dewasa (Stunkard dkk. dalam Nevid dkk., 2002). Nevid dkk. (2002) Menyabutkan kembar fraternal lebih bervariasi dalam hal berat badan (disesuaikan dengan tinggi badan) disbanding dengan kembar satu telur. Kebanyakan ahli percaya bahwa faktor genetik memainkan peran penting dalam menentukan faktor obesitas (Devlin dkk. dalam Nevid dkk., 2002).
b. Metabolisme (ketika individu kehilangan berat badan, terutama dalam jumlah yang signifikan maka tubuh akan bereaksi seakan-akan kelaparan, tubuh akan merespon penurunan berat badan dengan memperlambat metabolisme tubuh (Kolata, Leibel, Rosenbaum, dan Hirsch dalam Nevid dkk, 2002)).
c. Sel lemak, adalah sel yang menyimpan lemak yang berisi jaringan lemak dalam tubuh.
d. Faktor gaya hidup, orang-orang yang obesitas biasanya secara fisik kurang aktif dibandignkan yang berat badannya normal (Brownell dan Wadden dalam Nevid dkk., 2002).
e. Faktor psikologis (menurut pandangan psikodinamika, orang-orang yang pada tahap oral terfiksasi oleh konflik ketergantungan dan kemandirian, cenderung akan mengatasi stres dengan aktivitas oral yang berlebihan seperti makan yang berlebihan).
f. Faktor sosioekonomi, obesitas lebih umum terjadi di kalangan orang-orang dari tingkat sosioekonomi rendah (Stunkard dan Sorensen dalam Nevid, 2002).
g. Akulturasi, pola makan dengan kadar lemak tinggi, gula yang berlebihan, dimana pola-pola tersebut merupakan kebiasaan adat yang diterapkan turun temurun.

Menghadapi Obesitas
a. Diet,
b. Penggunaan obat untuk menurunkan berat badan,
c. Menggunakan metode modifikasi perilaku.

Daftar Pustaka
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., Greene, Beverly. (2002). Psikologi abnormal jilid dua edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

gangguan tidur pada anak

Gangguan tidur pada anak
Latar Belakang
Blog ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas kuliah psikologi anak khusus. Teror malam sebagai episode terisolasi yang sering terjadi pada anak-anak laki-laki dibandingkan dengan anak-anak perempuan (Kaplan dkk, 2002). Gangguan yang tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan tidur lain termasuk ke dalam DSM-IV Aksis I.

Jenis-jenis gangguan tidur pada anak :
1. gangguan teror tidur
a. pengertian
Kaplan dkk (2002) mendefinisikan gangguan teror tidur sebagai keadaan dimana individu terjaga dalam sepertiga bagian dari malam hari dengan diawali dengan teriakan atau tangisan yang tajam dan disertai oleh manifestasi perilaku berupa kecemasan yang kuat menyerupai panik.

b.ciri (Kaplan dkk., 2002):
anak terduduk di tempat tidur dengan ekspresi ketakutan, berteriak dengan keras, dan kadang-kadang tetap terjaga dalam keadaan terdisorientasi, walaupun ada yang dapat tertidur kembali setelah anak mengalami teror dalam tidurnya.

c.kriteria diagnostik (Kaplan dkk., 2002) :
i.episode rekuren terjaga tiba-tiba dari tidur, biasanya terjadi selama sepertiga bagian pertama episode tidur utama dan dimulai degan teriakan panik,
ii.rasa takut yang kuat dan tanda rangsangan otonomik, seperti takikardia, nafas cepat, dan berkeringat, selama tiap episode,
iii.relatif tidak responsif terhadap usaha orang lain untuk menenangkan selama terjadi teror
iv.tidak mengingat mimpi dan cenderung amnesia,
v.gangguan ini menyebabkan penderitaan secara klinis dalam fungsi social, pekerjaan, atau fungsi penting lain,
vi.gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum.
d.Terapi
Kaplan dkk. (2002) mengatakan bahwa gangguan teror tidur dapat diterapi yakni dengan cara melakukan penelitian kondisi anak dan keluarga, terapi individual atau keluarga kadang-kadang berguna buat anak, pemberian obat psikiatrik (diazepam) dalam dosis kecil sebelum tidur dapat memperbaiki kondisi dan kadang dapat menghilangkan gangguan ini.

2. gangguan tidur berjalan
a. pengertian
Kaplan dkk (2002) mendefinisikan gangguan tidur berjalan adalah keadaan dimana individu terjaga dalam sepertiga bagian dari malam hari dengan melakukan perjalanan selama tidur tanpa kesadaran penuh dan tidak dapat mengingat apa yang individu tersebut lakukan.
b. Latar belakang
Kaplan dkk. (2002) berkata, tidur berjalan biasanya terjadi pada usia empat dan delapan tahun dengan puncaknya terjadi di usia 12 tahun. Gangguan ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibandingkan perempuan.
c. ciri
Pada saat tidur, individu melakukan kegiatan seperti berjalan, berpakaian, pergi ke kamar mandi, berbicara, berteriak, mengemudikan kendaraan, yang kadang-kadang berakhir dalam keadaan terjaga dengan konfusi selama beberapa menit, lalu kembali tidur tanpa ingat apa yang sudah terjadi.
Orang yang berjalan sambil tidur cenderung memiliki tatapan kosong pada wajah mereka selama tidur sambil jalan (Nevid dkk., 2002).

Penanganan gangguan tidur
Gangguan tidur dapat ditangani (Nevid dkk., 2002) :
1. dengan pendekatan biologis
dengan menggunakan obat-obat psikotropika yang diberikan oleh psikiater.
2. dengan pendekatan psikologis
menggunakan terapi kognitif-behavioral, dengan cara memodifikasi kebiasaan tidur yang maladaptif, mengubah pemikiran dan keyakinan yang disfungsional, mengontrol stimulus, latihan relaksasi.

Daftar Pustaka
Kaplan, Harold I., Sadock, Benjamin J, Grebb, Jack A. (2002). Sinopsis psikiatri ilmu pengetahuan psiatri klinis. Jakarta : Binarupa Aksara.
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., Greene, Beverly. (2002). Psikologi abnormal jilid satu edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., Greene, Beverly. (2002). Psikologi abnormal jilid dua edisi kelima. Jakarta : Erlangga.